Saudara Pustaka

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Masjid Ainul Yaqin, Universitas Islam Malang

Rabu, 4 Oktober 2023

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan dalam menghadiri kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Ainul Yaqin Universitas Islam Malang ini.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Agung Muhammad SAW, manusia terbaik sepanjang zaman yang telah memberikan contoh kepada kita semua dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hal yang terkait dunia sampai akhirat, semoga kita juga termasuk ummat beliau yang mendapatkan syafa’at-nya di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh UNISMA kali ini bertema “Meneladani Akhlaq Nabi Muhammad SAW sebagai Bekal Membangun Pribadi yang Unggul” yang disampaikan oleh almukarom KH. Ma’ruf Khozin dari Direktur Aswaja Center PWNU Jawa Timur.

Adapun inti dari yang beliau sampaikan adalah sebagai berikut:

  1. Nabi Muhammad SAW adalah manusia terbaik sepanjang zaman, terlahir dari keturunan yang mulia dari jalur Nabi Ismail, sesuai hadist: “Allah memilih Bani Kinanah dari keturunan Nabi Ismail AS. Allah memilih Suku Qurays dari Bani Kinanah. Allah memilih Bani Hasyim dari Suku Qurays. Dan Allah memilih Aku (Muhammad) dari Bani Hasyim.” (HR. Muslim)

Malaikat Jibril pun pernah berkata: “Sudah kubalik timur dan barat bumi, tidak kutemukan yang lebih utama daripada Muhammad.” (HR. Al-Hakim).

  • Nabi Muhammad mendapat gelar al-maksum artinya manusia yang dijaga dari perbuatan dosa (haram). Tetapi sebagai manusia pada umumnya Rosulullah juga pernah memiliki rasa dendam, yakni pasca perang uhud ketika paman yang beliau cintai terbunuh secara tragis dengan ditombak oleh mantan budak yaitu wasyi pada lehernya, karena tidak teganya paman beliau meninggal dengan keadaan tersebut, maka terucaplah dari lisan Nabi rasa dendam dengan posisi di depan jenazah pamannya seraya berkata, “ Aku akan membalaskan kematian paman dari keturunan orang kafir sejumlah 70 orang”,. Dari peristiwa itu, maka turun ayat dalam surat An-Nahl: 126, “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik orang yang bersabar.”

Setelah mendapatkan wahyu tersebut akhirnya Nabi Muhammad memilih bersabar, mengurungkan niat untuk membalas dendan (membunuh 70 orang kafir) bahkan beliau berjanji tidak akan membunuh 1 orang kafir pun, maka sungguh mulai beliau, dengan memilih pilihan yang terbaik, yakni bersabar.

Dalam kisah yang lain menjelaskan juga ketika Rosulullah ingin membimbing para pemimpin kaum yang akan masuk islam, saat itu datanglah seorang yang buta mendatangi beliau dan beliau ketika itu bermuka masam, seperti naluri layaknya seorang manusia ketika ada kegiatan yang penting apalagi dari kalangan pemimpin suku/ kaum, kemudian datang seorang yang biasa apalagi buta, maka beliau saat itu sedikit menunjukkan muka yang masam, maka dari peristiwa itu turunlah ayat untuk mengingatkan beliau dalam surat ‘Abasa ayat 1-4,” Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia ingin mendapatkan pengajaran , lalu pengajaran itu memberikan manfaat kepadanya?”

Hikmah dari peristiwa itu Nabi Muhammad juga tidak pernah mengulangi lagi bermuka masam, beliau selalu memberikan wajah yang membahagiakan dan tersenyum kepada semua orang dengan tidak melihat kedudukan dan jabatannya.

Dalam diskusi dengan para sahabat Nabi SAW juga pernah ditanya terkait jumlah orang ashabul kahfi, maka beliau berkata, “Besok akan saya jawab (sambil menunggu wahyu turun).” Dari perkataan Nabi SAW tersebut maka turunlah ayat 23-24 surat Al-Kahfi, “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “InsyaAllah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa.

Dari kisah tersebut dapat kita ambil hikmah, bahwasannya apabila kita ingin berjanji atau akan melakukan sesuatu apabila memang tidak bisa hadir, maka katakanlah “Mohon maaf” dan apabila 99% dipastikan bisa hadir maka ucapkanlah “InsyaAllah”.

  • Kisah penuh hikmah yang lain, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mensholati musuhnya yang kafir ketika sudah meninggal, ketika itu anaknya yang meminta, karena Nabi memiliki sifat belas kasih yang tinggi, maka beliau menuruti permintaannya meski dari seorang anak yang kecil. Namun setelah Nabi melakukan sholat tersebut, Malaikat Jibril turun dan membawa wahyu dalam surat At-Taubah: Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.

Maka dari peristiwa itupun Nabi tidak lagi pernah melakukan hal yang sama.

Kisah yang terakhir, Nabi Muhammad SAW juga pernah dituduh korupsi harta tampasan perang (ghanimah) oleh masyarakat arab, maka turunlah ayat dalam surah Ali-Imran: Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.

Dalam semua kisah diatas, sesungguhnya semua mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita semua bahwa Rosulullah SAW pun dalam menjalani sebuah kehidupan juga butuh mengalami proses. Namun proses yang dipilih oleh beliau adalah tingkat yang tertinggi/ terbaik dari setiap pilihan yang ada, maka sudah sepatutnya lah Nabi Muhammad SAW menjadi suri tauladan bagi setiap manusia, baik dari kehidupan keluarga sampai bernegara, kehidupan dunia sampai akhirat. Bahkan tidak hanya manusia muslim yang patut mencontoh beliau, orang-orang kafir pun takjub dan memberikan penghargaan bahwa beliau adalah manusia yang paling berpengaruh di sepanjang kehidupan di dunia ini. Allah dan para Malaikat pun juga memuji akhlaq dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW dengan banyaknya ayat di Al-Qur’an yang menjelaskan tentang perilaku, ilmu dan ibadah beliau yang sempurna.

Maka terkait peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, jika masih ada yang berselisih pendapat, maka perlu ditanyakan akan keimanannya karena dengan momen ini kita akan lebih mengenal, mencintai dan mentauladani pribadi baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Dijelaskan dalam sebuah hadist, “Apa yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya maka halal. Apa yang telah diharamkan maka haram. Jika Allah diam atas sesuatu, maka itu adalah kebolehan, maka terimalah. Sebab Allah tidak pelupa.” (HR. Al-Baihaqi)

Demikian ceramah yang telah disampaikan oleh KH. Ma’ruf Khozin dari Surabaya ini, semoga dapat menambah wawasan dan mempertebal keimanan serta kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW dan pastinya diakhir dari itu semua, kita mampu mentauladani pribadi beliau dalam mengarungi kehidupan sehari-hari sehingga diakhir hayat kita dapat kembali kepada Allah dengan keadaan husnul khotimah dan diakhirat mendapatkan syafaat dan kelak bersama Rosulullah di Surga-Nya.. Aamin (itulah mimpi tertinggi ummat manusia (ISLAM).

“Sekalipun impianmu di dunia tidak terwujud, setidaknya tempat pulangmu adalah Surga”

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis:

Khoirul Anwar (Abu Amru)

\"\"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *