Blitar, 12–13 Agustus 2025 – Ajang bergengsi East Java Academic Librarian Award (EVALA) 2025 yang dihelat oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Wilayah Jawa Timur sukses digelar di Perpustakaan Bung Karno, Blitar. Acara dua hari ini menghadirkan suasana penuh semangat, inovasi, dan kolaborasi di kalangan pustakawan perguruan tinggi.
Bagi saya pribadi, momentum ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga wadah belajar bersama, tempat berbagi inspirasi, serta ruang untuk membangun jejaring sesama pustakawan dari berbagai perguruan tinggi khususnya di Jawa Timur.
Seminar Inspiratif: Reimajinasi Perpustakaan di Era AI
Sebelum para finalis tampil, peserta diajak menyelami wawasan baru lewat seminar akademik dengan tema besar “Reimajinasi Perpustakaan Inkubator Memori Institusi dan GLAM di Era AI.”
- Materi pertam disampaikan oleh Bapak Yehudi dari Universitas Ciputra dengan judul “Reimajinasi Perpustakaan Inkubator Memori Institusi dan GLAM di Era AI.” Beliau mengajak pustakawan untuk berani berinovasi, berkolaborasi, dan mengintegrasikan AI ke dalam praktik pengelolaan pengetahuan. Meski masih membutuhkan pendalaman pada aspek praktis, materi ini berhasil menginspirasi peserta untuk melihat perpustakaan bukan sekadar tempat penyimpanan, melainkan ruang hidup pengetahuan, pusat inovasi, dan penggerak literasi digital di era global.
- Kristina (Universitas Surabaya) memaparkan materi “Membangun Jembatan Waktu: Perpustakaan sebagai Arsitek Memori Institusi di Era Modern.” Beliau menekankan pentingnya peran pustakawan untuk menghadirkan refleksi mendalam tentang peran perpustakaan dalam menjaga kesinambungan sejarah dan identitas. Meski kurang dalam aspek teknis, pemaparan ini berhasil menginspirasi pustakawan untuk menempatkan diri sebagai arsitek yang merancang, melestarikan, dan membangun memori institusi bagi generasi mendatang.
Dua materi ini membuka wawasan saya bahwa peran pustakawan kini jauh lebih luas: bukan hanya pengelola koleksi, tetapi juga inovator, penggerak literasi, bahkan pencipta ekosistem pengetahuan yang dinamis.
Presentasi Karya Unggulan Pustakawan
Memasuki inti acara, para finalis EVALA mempresentasikan karya terbaik mereka. Inovasi yang ditampilkan beragam, mulai dari:
- layanan berbasis digital dan AI
- pengembangan literasi masyarakat,
- hingga kolaborasi strategis antara perpustakaan dan komunitas yang berbasis teknologi saat ini.
Dewan juri menilai karya peserta berdasarkan kreativitas, dampak nyata, keberlanjutan, serta keterkaitan dengan transformasi perpustakaan di era global.
Hasil Kompetisi EVALA 2025
Setelah melalui proses penilaian ketat, inilah para pemenang EVALA FPPTI 2025:
- Juara I : Pitoyo Widhi A. – Universitas Brawijaya (UB)
- Juara II : Muh. Zawawi – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
- Juara III : Ahmad Qorni – Universitas Negeri Malang (UM)
- Juara Favorit : Bambang Septiawan – Universitas Surabaya (Ubaya)
Selamat kepada para pemenang! Semoga karya dan dedikasi mereka menjadi pemantik semangat bagi seluruh pustakawan untuk terus berinovasi.
Perpustakaan Bung Karno: Simbol Inspirasi
Pemilihan Perpustakaan Bung Karno, Blitar sebagai lokasi kegiatan terasa sangat istimewa. Di tempat yang sarat nilai historis ini, para peserta tidak hanya mengikuti lomba, tetapi juga mendapat kesempatan menelusuri koleksi khusus tentang Bung Karno. Momen ini mengingatkan saya bahwa perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga ruang untuk merawat ingatan kolektif, menyalakan semangat kebangsaan, dan menumbuhkan cinta tanah air.
Refleksi dan Harapan
Ketua FPPTI Jawa Timur dalam sambutannya menyampaikan:
“EVALA bukan sekadar kompetisi, tetapi wadah berbagi inspirasi. Pustakawan hari ini dituntut adaptif, inovatif, dan mampu menjawab tantangan zaman.”
Sebagai peserta sekaligus saksi, saya benar-benar merasakan makna kalimat itu. Di tengah era digital dan gempuran teknologi AI, pustakawan dituntut untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berevolusi.
Dengan berakhirnya EVALA FPPTI 2025, saya berharap semangat yang terbangun di Blitar akan terus mengalir, menginspirasi pustakawan di seluruh Indonesia untuk:
- memperkuat peran dalam pengembangan literasi,
- mempercepat transformasi digital,
- dan meningkatkan mutu layanan perpustakaan sebagai garda depan pengetahuan
Mari terus berinovasi, berkolaborasi, dan menginspirasi!
Salam Literasi …..
