Malang, 9 Oktober 2025 — Dalam rangka memperkuat kompetensi penyuluh literasi di seluruh Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) melalui Pusat Pembinaan Pustakawan menyelenggarakan kegiatan Diklat Penyuluh Minat dan Gemar Membaca Angkatan I Tahun 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Dani Akhyar, S.T., M.Si., yang membawakan materi bertajuk “Psikologi Komunikasi” secara daring melalui platform Zoom Workplace. Acara ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia, meliputi pustakawan perpustakaan sekolah, umum, khusus, perguruan tinggi, serta pegiat forum Taman Baca Masyarakat (TBM).
Dalam pemaparannya, Dr. Dani menekankan bahwa komunikasi bukan hanya proses penyampaian pesan, melainkan juga melibatkan aspek psikologis dan mental yang memengaruhi bagaimana pesan diterima dan direspons oleh audiens. Pemahaman terhadap psikologi komunikasi menjadi kunci penting agar penyuluh mampu menyampaikan pesan literasi secara lebih empatik efektif, dan persuasif dengan masyarakat.
“Kegagalan penyuluh dalam mendorong masyarakat gemar membaca sering kali disebabkan oleh komunikasi yang tidak memperhatikan aspek psikologis penerima pesan. Penyuluh harus memahami karakter dan kebutuhan audiens serta pendekatan komunikasi agar pesan benar-benar sampai,” ujar Dr. Dani.
Dalam materi yang disampaikan, peserta diajak mempelajari berbagai teori dasar psikologi seperti psikoanalisis (Freud), behaviorisme (Pavlov, Skinner), kognitivisme (Piaget, Bloom), dan humanistik (Carl Rogers) yang memiliki relevansi kuat dalam membangun komunikasi yang efektif. Peserta juga diperkenalkan pada model kepribadian DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance) yang membantu memahami karakter dan gaya komunikasi individu, sehingga penyuluh dapat memilih strategi komunikasi yang lebih tepat sasaran.

Kegiatan berlangsung sangat interaktif dan dinamis dengan partisipasi aktif dari para peserta. Salah satunya adalah Khoirul Anwar dari Universitas Islam Malang, yang terpilih sebagai peserta teraktif dalam forum diskusi setelah sesi pemaparan materi. Keaktifannya terlihat dari antusiasme dalam bertanya, memberikan tanggapan, serta berbagi pengalaman lapangan terkait kegiatan literasi dan pengembangan minat baca di lingkungan perguruan tinggi dan pengalamannya dalam mengelola sebuah TBM dirumahnya.
“Pelatihan ini membuka wawasan saya tentang pentingnya memahami aspek psikologis dalam setiap kegiatan literasi. Komunikasi yang empatik akan membuat pesan literasi lebih menyentuh hati dan mendorong kebiasaan membaca yang berkelanjutan,” ujar Khoirul dalam sesi refleksi.
Melalui kegiatan ini, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus hadir dalam mendukung peningkatan kompetensi pustakawan dan penyuluh literasi di seluruh pelosok negeri. Dengan semangat “Hadir Demi Martabat Bangsa,” Perpusnas RI berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan yang mampu menggerakkan masyarakat menuju Indonesia Emas yang cerdas, literat, dan berdaya saing.
